KALA HIDAYAH ( bagian 3 )

Aku tertidur lama sekali seperti orang yang sudah lama tidak tidur , pukul 01.50 siang waktu London aku bangun . Aku terbangun sendiri tidak dibangunkan Mrs cattlemore karena kurasa dia mengerti bahwa aku sangat lelah sekali karena perjalanan panjangku dari Indonesia ke London . Kusibakkan tirai kecil kamarku , pemandangannya langsung menuju jalanan keluar , ramai sekali berbeda dengan subuh tadi . Oke ini siang pertamaku dikota ini , aku mengambil peralatan mandiku dan segera kekamar mandi yang kugunakan subuh tadi untuk membersihkan diri lalu kuingat pasti ini sudah masuk waktu zuhur maka aku langsung berwudhu , yah aku sudah berjanji tidak akan pernah meninggalkan sholat karena itu telah menjadi sebuah kewajibanku .

Jam 3 aku keluar kamar , Mrs cattlemore baru saja dari restaurantnya yang berada di bawah flat kami ini , dia kelihatan berantakan tapi riasan diwajahnya masih merona indah dari wajahnya yang mulai menua , karena ia memang sangat suka berbicara maka ia menyapaku dan berbicara beberapa hal

“huh , cepat juga dirimu bangun nona . Kukira kau akan tidur hingga besok pagi .”ia kelihatan riang.

“yah ,  banyak yang harus kulakukan nyonya .”

“Sebentar lagi waktunya afternoon tea , kau mau ikut ? Saat afternoon tea ada sedikit biscuit atau scone atau sandwich . Aku yakin kau belum makan apapun .”

“  Wah senang sekali , aku ikut tapi aku ingin keluar sebentar menghirup udara London dan melihat jalan ini sedikit saja .”

“oh iya tidak apa – apa , aku mandi duluu ya sayang . badanku rasanya lengket sekali .”

Aku turun kebawah , keluar dan pertama kalinya berbaur dengan masyarakat disini . Ini musim semi , matahari sungguh hangat , tidak panas sekali dan udara juga tidak begitu dingin . Kupotret beberapa hal menarik , sepeda yang sedang diparkir , lelaki tua bersama teman – temannya yang sedang berada didalam sebuah restoran lalu ada seorang gadis kecil berlari kecil dengan 2 eskrim ditangannya . Itu memang pemandangan biasa , di indonesiapun banyak tapi aku bisa merasakan banyak hal special yang dilakukan orang inggris padahal itu hanyalah sebuah hal kecil yang biasa dilakuakn orang lain dibelahan dunia lain , mungkin itulah kenapa inggris sering menjadi role mode bagi banyak negara , setiap yang mereka lakukan terasa berbeda dan special .

Hampir sampai diujung blok aku teringat pada Mrs Cattelomre yang akan mengajak untuk afternoon pertamaku , maka aku segera memutar tubuhku dan menahan pikiranku yang masih ingin melihat dan berjalan kaerah berlawanan . Kuputuskan untuk kembali kerumah Mrs Cattlemore dan mulai menjadi warga inggris sesungguhnya yang minum teh dan makan kue kecil di sore hari dan itu sangat menyenangkan .

Malam datang begitu indahnya di ibukota inggris ini , kita bisa temukan hasrat apa saja disini bahkan dimalam ini , kita bisa damai dengan hanya melihat dinding – dinding diluar dan tarikan biola yang cukup tajam dari restaurant diujung blok atau kita bisa merasakan music yang keras dari belakang flatku yang kelihatannya sedang mengadakan pesta anak - anak remaja . Aku memutuskan untuk istirahat setelah kupastikan waku isya tiba daan aku sholat sebelum tidur . esok adalah hari penting  , aku membatin dan aku ingin sekali bisa bangun awal untuk menyiapkannya .

Gaung adzan terdengar dari ponsel pintarku , membuat aku bergegas untuk segera kekamar mandi untuk berwudhu . Pemanas yang tadi memberikan kehangatan seketika hilang ketika air wudhu menyentuh tangankku , udara inggris yang sejatinya dingin hampir saja membekukan wudhuku pagi itu . Aku sholat , memohon ampun bagiku ,  bagi kedua orangtuaku seperti biasanya dan memohon kesalamatan padaku hari ini , hanya doa – doa biasa yang sering kudapatkan selama aku sekolah duluu .

Aku bergegas mandi , dan itu kulakukan perlahan karena air itu memang telah membekukan seluruh sumsumku tapi keinginanku untuk keluar sepagi mungkin membuat dingin ini masih bisa kuatasi . Aku berpakaian tebal , melilitkan syal yang cukup tebal juga dileherku , rasa dingin mulai meninggalkan diriku pagi itu karena kulihat ada semburat cahaya mentari dari jendela yang kubuka dari subuh tadi ,  tapi aku yakin tubuhku belum terbiasa dengan udara london jadi aku tidak mengurungkan niatku untuk menggunakan pakaian tebal .

Semua beres , kamera , tas kecilku , ponsel  dan satu buah buku kecil yang merupakan note bagiku . Aku keluar pagi itu dari kamar , terlihat Mrs Cattlemore sedang berbicara dengan penghuni kamar satunya lagi laluu dia segera menyadari kehadiranku dan menghampiriku dengan wajah ramahnya .

“Minumlah teh dibawah nak , teh pagi bagus untuk mengawali harimu di kota ini . “

“baiklah nyonya cattlemore , aku akan kebawah dulu untuk sarapan .”

Dibawah rumah cattle more ada sebuah restaurant yang menyediakan sarapan terbaik di blok ini , saat aku masuk terasa kental sekali budaya masyarakat inggris , kebanyakan isinya saat itu adalah lelaki dari paruh baya hingga kakek tua yang bergerombol dengan gengnya . Mereka berteriak – berteriak , bukan berkelahi tapi mereka sedang berdebat mengenai klub bola , mereka fans fanatic dari salah satu klub bola . Di inggris , sepak bola sudah semacam agama , sepakbola adalah omongan dan topik wajib disemua tempat makan dan mereka akan mengahbiskan waktu saat akhir pekan dengan memenuhi stadion – stadion atau tempat – tempat menonton bola bersama . Jadi aku tak heran melihat tingkah dan kelakuan mereka , karena aku begitu tertarik maka kufoto mereka diam – diam dan kelihatannya mereka sama sekali tidak menyadari karena mereka tetap fokus pada perdebatan siapa yang akan kalah dan menang dalam pertandingan selanjutnya .

Setelah mengambil beberpa foto dan sarapan pagi itu , aku memutuskan untuk segera pergi , jadwal pagi ini dari note kecilku adalah mengunjungi sungai thames , karena ini adalah ikon kota ini , disana aku juga bisa melihat bigben  . Saat beranjak dari meja dan telah membayar , Mrs cattlemore mengahampiriku dan kali ini dia membawa sebuah payung bermotif  union jack , keren sekali dan aku berniat untuk memiliki itu juga dan berjanji pada diri sendiri untuk membelinya nanti .

Tapi kata –kata mrs cattlemore selanjutnya membuat aku ingin melompat girang .
Payung bermotif union jack 

“ Ambil ini nak , simpan untukmu dan jangan lupa untuk membawanya setiap kau jalan jalan . Kau lihat langit biru itu , dia bisa berubah abu abu sebelum kau siap menghabiskan tehmu . Ooh satu lagi , jangan sembarangan meletakkan payung , ada jutaan payung yang hilang dilondon tipa harinya .”
“Baiklah , terima kasih Mrs cattlemore atas payung indah ini . Aku akan menjaganya dengan baik – baik . “

Setelah punya payung yang super indah , aku sadar perjalananku makin lengkap dan langkahku semakin ringan untuk perjalanan yang kelihatannya terlalu pagi dihari libur ini . Aku tidak naik black cab lagi karena itu adalah pemborosan terbesar dalam sejarah travelingku maka aku telah membeli tiket baik bus ataupun underground untuk bekal berpergianku kepenjuru kota London ini . Ini pertama kalinya juga aku menaiki bus bertingkat berwarna merah atau yang sering disebut disini sebagai doubledeccker , tidak berhenti diriku takjub karena kini aku berada di London dan ada didalam bus yang selama ini hanya biasa kulihat dari majalah dan cuplikan film – film inggris ditelevisi . Pagi itu cukup sepi , dan kulihat masih ada orang – orang yang jogging pagi itu disekitar kanan kiri jalanan .


Aku tiba dipemberhentian , butuh beberapa langkah lagi untuk bisa tiba dihadapan kemegahan big ben dan damainya aliran sungai thames . Ini terlalu pagi , jelas sekiai aku terlalu awal mengawali hari ini tapi aku berpikir untuk tetap seriang mungkin . Orang –orang pagi ini sedang jogging , dan aku dengan setelan yang cukup formal malah sibuk menjeprat jepret disana sini . Tangan kananku erat memegang payung pemberian Mrs cattlemore dan ketika menjepret sedikit kukaitkan agar aku masih tetap bisa mendapatkan sudut terbaik .

Ini menakjubkan , langit London berwarna biru terang dan akhirnya aku sampai juga ditepian sungai thames dengan big ben yang berdiri kokoh disampingku . Aku mendongak keatas , ingin tour kedalam tapi masih terlalu pagi , tapi kini yang menggelitik hatiku adalah sungai thames , aku terlalu sihir oleh aliran sungai thames yang tetap tenang ditengah hiruk pikuk kota London . Aku tersihir , terdiam dan angin mengantarkanku pada sebuah kedamaian . Mataku terpejam , masih menikmati suara hiruk pikuk bercampuran suara aliran air sungai thames dan angin yang siar siur ditelingaku .

Aku terlena untuk kebahagian pagi ini , lalu ada titik air jatuh dikeningku lalu kini jatuh lebih banyak dipipiku , ini bukan tangisan , ini sesuatu yang alami , jatuh dari alam dan sekarang bukan titik titik lagi dan berubah menjadi tetesan . Entah kenapa bukannya mulai kepanikan , aku malah menengadah ke arah langit , melihat langit yang perlahan biru berangsur menjadi abu – abu , ya benar perkataan Mrs cattlemore mengenai langit London yang tak terprediksi batinku . ini tetesan tadi sudah menjadi gerimis kecil yang memberikan riak baru kedalam aliran sungai thames , ini indah sekali , perlahan aku mulai menikmati riak riak pantulan wajahku yang buyar oleh tetesan hujan yang masuk kedalam air . Ada payung ditangan kananku , akhirnya ini berguna  dan ini indah sekali .


Aku membuka payungku untuk berteduh , tapi aku tetap tak beranjak dari tempatku berdiri meskipun kulihat orang – orang disekelilingku yang mayoritas adalah pelari pagi sedang lari tak berraturan untuk mencari tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat untuk berteduh . Aku masih disitu , menikmati hujan , menikmati riak sungai thames dan seluruh syarafku sedang bergelora damai sekali hingga hanya senyum yang terkembang sembari aku masih fokus pada sungai thames dan tiba – tiba saja seseorang membuyarkan segalanya . ia ada disampingku , yang berarti dibawah payung ini sekarang ada dua orang , kami dekat sekali bahkan ketika dia tiba – tiba muncul payungku oleng dan hendak jatuh karena aku begitu kaget akibat kehadiran yang tidak kuduga – duga itu . 

Tangannya sigap sekali menangkap payungku dan menegakkan seperti semula dan kini mahluk itu teresnyum kepadaku , ia berwarna putih , agak pucat , bibirnya penuh berwarna merah muda dan ia tersenyum lebar kepadaku , alis matanya tebal dan matanya yang dihiasi bulu mata lebat dan lentik berbicara padaku dan menyihirku untuk sesaat dan tiba tiba saja bibir merah muda berubah dari tersenyum dan terbuka untuk mengeluarkan sebuah kata kata .

Komentar

Postingan Populer