KALA (pintu) HIDAYAH terlihat gagangnya ( Bagian 4 )
Tangannya sigap sekali menangkap payungku dan menegakkan seperti semula dan kini mahluk itu teresnyum kepadaku , ia berwarna putih , agak pucat , bibirnya penuh berwarna merah muda dan ia tersenyum lebar kepadaku , alis matanya tebal dan matanya yang dihiasi bulu mata lebat dan lentik berbicara padaku dan menyihirku untuk sesaat dan tiba tiba saja bibir merah muda berubah dari tersenyum lalu terbuka untuk mengeluarkan sebuah kata kata .
“Hi nona , apakah dirimu baik baik
saja ? aku minta maaf sekali telah mengangetkanmu .”
Aku masih terdiam belum bisa
menemukan kata – kata tepat apa yang bisa kukeluarkan dalam detik detik
menegangkan ini , aku begitu tersihir dengan parasnya yang sungguh menawan . Semuanya , semua yang ada dihadapnku ini terlihat begitu bersinar mungkin
karena itu tadi ada mahluk yang begitu sempurna memengangi payungku dan
mungkinkah malaikat itu wujudnya seperti ini ? aku masih belum bisa menjawab
pertanyaannya , tiba – tiba kini otakku macet dan terblokir oleh tatapan
wajahnya yang kini semakin bingung dengan tindakanku .
“Hi , apakah kau baik – baik saja
? yaampun , apakah ini normal ? “ Pemuda itu semakin kebingungan , ia
menguncang tuubuhku pelan , mungkin bermaksud menyadarkan ketika aku merasa
sudah saatnya aku sadar .
“ Ha ? payungnya ? hujan ? kamu ?
“ Tak ada kalimat yang keluar dari bibirku , hanya potongan kata – kata
deskriptif yang muncul spontan untuk memutus keheningan itu .
“ Hei , ini payungmu dan bolehkah
aku berteduh di payungmu atau akuu harus .” Pemuda itu spontan keluar dari
payungku dan kehujanan lalu dengan reflek aku menariknya dan berbicara .
“Kenapa kau lakukan itu ?
berteduhlah , aku tidak keberatan sama sekali . Kau membuatku serba salah .”
kini aku telah menguasai diriku sepenuhnya ,mungkin kini aku telah menjadi diriku
seutuhnya .
“Maafkan aku karena tiba – tiba
menganggu khayalanmu tadi , aku hanya ..” Belum sempat ia menyelesaikan
kalimatnya aku langsung memotongnya .
“Aku sedang tidak menghayal jika itu
yang kau pikirkan , aku hanya sedang mendamaikan diriku saja .” Aku kembali
melihat kearah sungai yang masih begitu menarik perhatianku .
“Nona , sadarkah dirimu hujannya
semakin deras .? Payung ini tidak akan
mampu lagi menolong kita darinya , disana ada kafe , lihat itu dan aku mau
berteduh disana . Kau mau ikut ?” aku menggangguk kecil lalu kami berjalan
beriringan , ia memengangi tanganku dan untuk pertama kalinya ada lelaki asing
yang tidak kukenal mengenggam tanganku , hatiku sungguh tak beraturan dan
jantungku terasa memacu lebih cepat . Aku tidak mengenal lelaki ini , di
Indonesia untuk mengenggam tangan wanita yang tidak kukenal kurassa harus
meminta izin terlebih dahulu tapi lain tempat lain budaya dan lalu aku teringat
bagaimana ada segolongan wanita islam yang taat sekali yang sangat menjaga
sentuhan dari lelaki yang bukan muhrim . Aku mengapresiasi apa yang mereka
lakukan namun aku juga merasa itu terlalu berlebihan karena kita berada di era
yang wanita dan lelaki akan selalu bersinggungan dan untuk masalah menyentuh
seperti bersalaman atau mengengenggam adalah hal biasa ,bagiku konsep muhrim
hanya sampai kepada untuk tidak melakuakn kisiing , pelukan atau yang paling
terparah adalah melakuakn hubungan seks , paling tidak itulah awal dari konsep
muhrim yang kumengerti saat itu . Namun apa yang kupahami itu adalah rentetan kesalahpahaman yang seharusnya telah lama ku pelajari dari kedua orangtuaku . sesuatu yang harus dipahami oleh wanita dan lelaki manapun terutama muslim dan efeknya juga tetap terasa walalupun kau bukan muslim adalah sentuhan tanpa ikatan merusak hubungan dan mengurangi esensi kesucian beserta misteri kemuliaan hati , itu saja dulu mengenai sentuhan antara non muhrim .
Kafe saat itu ramai sekali ,
ada banyak orang yang tadinya dijalan juga memilih untuk berteduh disitu
dan untungnya kami beruntung mendapatkan satu tempat kosong ditengah – tengah
kafe menuju ke pintu keluar . Aku rasa lelaki yang kini tiba – tiba datang
kedalam payungku lalu mengajaku ke kafe ini adalah tipe lelaki gentleman , ia
menutup payungku lalu seakan itu adalah kewajiban ia tersenyum padaku setiap
selesai melakukan gerakan , dan aku baru adar bahwa lelaki ini adalah , akup ernah
melihatnya , wajahnya samasekali tidak asing , apa dia temanku dari dunia maya
atau turis yang pernah minta jasa guideku atau dia adalah temenya temanku ? tapi
tidak , aku tidak punya yang setampan ini lalu apa aku pernah berjumpa
dengannya di London ? kurassa tidak , beberapa hari ini aku hanya berjumpa
dengan mrs cattlemore , pak sopir , dan gerombolan kakek tua di restaurant mrs
cattlemore , lalu siapa pemuda tampan ini ?
“Hei , ada yang ingin khusus kau
pesan ? aku mau kesana “ ia menunjuk kemeja pemesanan .
“Terserah dirimu saja , aku
mengikuti asal bukan minuman alkohol .” ia menadak tertawa seakan aku baru saja
melakukan sebuah lelucon yang sangat menggelikan .
“Tidak ada yang minum seperti itu
disini dan sepagi ini , jangan khawatir . Aku juga tidak terlalu handal untuk
memesan , aku pilih yang biasa saja .” Aku melihat bagaimana ia berlalu menuju
meja pemesanan , berusaha meihat daftar jamuan , kelihatan bingung , wah wajah
setampan itu bisa bingung juga , lucu sekali . sementara ia masih berkutat
dengan pikiran untuk memesan apa , aku juga masih berusaha menemukan siapa dia ,
apakah aku pernah melihatnya ? iya aku pernah , bahkan sering sekali melihat
wajahnya tapi nama itu tak kunjung
muncul juga .
Lelaki tampan yang belum memiliki
nama ini tampaknya telah mengakhiri kebingungannya dengan kembali membawa dua
gelas cokelat panas dengan taburan kayu manis , tidak terlalu cocok dengan
suasan saat ini meskipun pasca hujan tapi aku harus menghargai usahanya
.Wajahnya tampak pasrah dan malu takut aku menyalahkan pesanannyayang asal
asalan ini , tapi aku rasa tidak ada yang salah dengan minum cokelat panas saat
ini apalagi ia kemudian membawa scone dan chips yang enak sekali .
Kami larut dalam minuman kami , aku
masih tidakbisa berhenti kagum untuk sikap dan parasnya yang luar biasa tapi aku juga
tidak ingin terlalu terlihat berlebihan , dia hanya tampan dantidak lebih ,
apalagi aku sama sekali tidak mengenalnya . Saat akan menyeruput cokelat panas untuk kesekian kalinya , aku melihat layar
diujung kafe sedang menanyangkan penyanyi yang sedang hits di inggris namanya
james bugg, Aku bergumam sedikit tak bisa menahan betapa sukanya aku
dengan lagu , nada dan potongan – potongan liriknya .
“Kau tahu dia ? Kau tahu lagu itu
?” kelihatannya sitampan satu ini bingung sekali melihat aku sedikit bernyanyi .
“Tentu saja aku tahu ,bukankah ia
sedang sangat terkenal di London sekarang ? iya kan ?”
“kalau dia ada dilayar itu pasti
dia terkenal , tapi aku kurang tahu soal dia .” kali ini sitampan agak kurang
bersemangat .
“Kau tidak mengenalnya ? Bagaimana mungkin ? Kau pasti sanagt tidak peduli dengan music atau kau bukan
british ? yaa kau bukan british , coba bicara .” Aku ingin mendengar accent nya untuk
memperjelas apakah ia british atau tidak .
“Aku bukan british , aku
brasilian , ibu dan ayahku brasil . sekarang bagaimana ?”
“Hahahah , iya accentmu bukan
british . Aku baru sadar kau berbicara dengan accent itu tadi , wah lucu . “ Aku tertawa mendengar
accent brazil yang agak sdikit aneh dan penuh penekanan dan agak terputus putus
.
“Memang lucu ya , aku juga bukan
british dan aku bahkan lebih jauh darimu . aku dari indonesia dan aku rasa ini
sudah saatnya untuk dengan resmi aku pekenalkan namaku aleefah dari indonesia
yang lebih jauh dari brazil .” Aku mengulurkan tanganku padanya dan ia pun
demikian lalu kami bersalaman .
“ Aku Manuelle diaz , diaz dari
brazilia yang lebih dekat dari indonesia .” Aku kaget , apa tadi ? , mauele diaz
, seperti tidak asing ketika benar otak kulangsung sontak menyambar .
“ kau penyerang Chelsea ? kau
pemain sepakbola ? oh tidak mungkin aku bertemu denganmu . aku harus minum sisa
cokelat panasku .” Aku masih tidak percaya dengan ini semua dan manuelle hanya
tersenyum dan itu membuat suasan hatiku semakin parah , kenyataan bahwa ia
sangat tampan saja sudah merusak pikiranku apalagi kini ia adalah pemain klub
favoritku . Bagaiman aku bisa tidak menyadarinya ? oh Tuhan , seorang manuelle
diaz loncat kedalam payungku , minum cokelat panas denganku dan kini dia
menatapku dengan senyum – senyum , kalau kutulis bonus ini dalam cerita
travellingku dan aku sangat yakin akan banyak pembaca yang mengunjungi website
ku. Sudahlah , aku harus kembali pada manuelle , dia semakin tidak karuan
bingungya dengan wajah berpikirku .
“Kau baik baik saja kan aleefah ? Aku liat kau sering tiba – tiba terdiam .”Aku memang terlampau kaget saat saat
ini .
“Habisnya kau itu penuh kejutan ,
loncat kedalam payungku dank kau adalah seorang manuelle diaz .”Aku hanya terdiam
sesaat kembali .
“Yasudahlah , kau kini sudah
mengenalku kan ? kau tahu banyak tentang London ? “
“Aku ? Aku cukup tau dari buku
buku dan lain lainnya . aduh , sebentar ini lagu favoritku , ayo dengarkan sedikit
liriknya .” Tiba – tiba suara mendayu – dayu jakebug memenuhi penjuru
kafe dan membuatku lupa sesaat dengan manuelle .
“Kau bisa berjumpa dengannya ,
maksudku menontonnya .”
“Aku sudah sering menontonnya,
walaupun tidak secara langsung >”
“Itu liat poster itu , Kamis ini
dia tampil difestival music indie di hydepark . Kau bisa langsung kesana .”
“Aaaaa, tidak bisaaa . Aku tetap
tidak bisaaa , tidak ada anggaran untuk nonton festival , selain itu 2 hari lagi . Aku dengar tiket festival harus dipesan sebualan yang lalu ."
“Pergi denganku saja , mau ? Aku
punya hal hal gratis seperti itu dan bahkan sampai terbuang .” ia kelihatannya
serius walaupun aku sedikit tidak percaya dengan hal itu .
“Baiklah , berapa harga tiket yang harus kubayar ?” Aku sejujurnya tidak punya anggaran untuk festival ini ,
tapi aku sangat ingin menontonnya .
“Tidak perlu , aku saja
mendapatkannya gratis, jadi kenapa harus bayar . Oh my god , 20 menit aku harus
sudah berada di kamp latihan , aku tidak bisa lama . Kau mau ikut ? “
sepertinya manuelle sudah sangat terburu – buru , ia bangkit dengan segera
melihat arlojinya .
“Ooh tidak , aku sangat ingin
tetapi aku sudah punya rencana sendiri setelah ini . lalu festivalnya ?”
“Oiya , 2 hari lagi dikafe ini jam
10 ya . Aku free pasca midweek dan panggil saja aku manu . aku minta maaf
sekali , aku sudah hampir terlambat ."
“Iya tidak apa , 2 hari lagi dan
panggil aku Ale . sampai jumpaaaa manu .”
Manu
meninggalkanku dengan sangat tergesa – gesa , tapi senyumnya saat meninggalkan
pintu café tadi membuat semuanya seakan nyata walaupun jujur aku lebih
menganggap ini sebagi khayalan yang terlalu indah . Bagaimana mungkin bonus
dihari pertamaku mengawali trip di London , aku bertemu dengan pemain sepakbola
kebanggan kota ini dan mungkin saja esok aku akan bertemu Ratu Elizabeth . 2 hari lagi nonton festival bersama manu , sesuatu yang tidak bisa dipercaya dan
bahkan kini keraguan muncul bahwa apa benar kami akan menonton bersama .
sudahlah , aku harus menjadwal ulang kegiatan 2 hari lagi sepertinya
TETAP BERSAMBUNG ..............................
Komentar
Posting Komentar