KKN The E.N.D ( Elation Never Dies )
#FolllowingUS
Assalammu’alaikum, selamat
pagi/siang/sore bagi siapapun yang berkesempatan membaca tulisan yang tidak
didedikasikan untuk siapapun melainkan hanya untuk menghargai dan menjaga
memori–memori penting selama KKN Kebangsaan 2016. Kenapa penting ? Semua
bagian hidup itu penting dan salah satunya adalah saat–saat KKN karena disini
saya banyak belajar banyak hal, banyak bertemu hal–hal baru dan bukan hanya
itu melainkan saya harus ikut dalam hal yang saya pikir itu tidak menyenangkan
tapi setelah dicoba ternyata luar biasa membuat saya ingin melakukannya
berulang kali. Pengalaman adalah guru paling berharga, ia juga ilmu tidak
terhingga karena disini saya benar benar keluar dari zona nyaman selama ini dan
mulai melakukan hal –hal yang orang sering bilang That’s not typically Rafika.
#FolllowingUS ( Takdir )
Pada
awalnya setelah tahu dari senior yang baru saja mengabdi dalam KKN kebangsaan
2015 di Riau bahwa KKN Kebangsaan selanjutnya di KEPRI menjadikan saya sedikit kurang
bersemangat. Saya ingin mencoba suasana baru dan berfikir bahwa saya sudah
cukup puas dan paham bagaimana suasana dan kondisi KEPRI, tapi belakangan
setelah KKN dan semua pengalaman KKN saya selama sebulan di Lingga membuat saya
sadar bahwa icover boleh sama tapi inti bisa beda, boleh sama sama
dibungkus oleh lautan yang indah tapi rasanya, sosial dan budayanya punya rasa
yang beda.
Selama
pengurusan KKN saya sangat kurang bersemangat, tapi segelintir dosen dan senior
sedikit mengompori untuk ikut KKN Kebangsaan karena hanya ini kesempatan bisa
sebulanan berbagi pikiran dengan mahasiswa/i hebat dari Universitas lain.
Sebelumnya karena tahun ini kampus saya yang menyelenggarakan KKN maka ada dua
jenis kkn yaitu KKN kebangsaan dan KKN Revolusi Mental dimana perbedannya
adalah di KKN kebangsaan bisa bergabung dengan mahasiswa Universitas lain
sedangkan Revolusi mental bergabung dengan anak–anak sekampus saya . Hari
pengunguman nama tiba, penentuan apakah ditempatkan dalam kkn kebangsaan atau
kkn revolusi mental, toh dua duanya sama sama KKN.
Nama
saya masuk dalam KKN revolusi mental di daerah bintan, wah gak jauh dari rumah
ternyata dan mungkin hanya butuh waktu 20 menit untuk bisa pulang balik posko
kkn-kerumah. Muncul dalam benak saya itu sesuatu yang tidak mengasyikan dan
sedikit kompor lagi dari senior supaya ikut KKN Kebnagsaan akhirnya membuat
saya menghampiri LP3EM, saya menanyakan bagaimana mekanisme keikutsertaan KKN
Kebangsaan dan saya bisa pindah dengan penempatan di Lingga. Kali ini yang
muncul di pikiran saya adalah jauh banget, lewat laut bukan ? dan bukannya itu
berjam jam ? ini menyeramkan, pengalaman paling lama naik kapal itu cuman
sejaman buat ke Batam dan ini katanya bisa sampe 3 jam. Kira–kira diijinin
orang tua gak ya ? soalnya orang tua pesen buat kkn sedekat mungkin dan kalau tahu
saya dapet di Bintan pasti senang luar biasa. Maaf kalau agak pemberontak
sedikit dan jarang banget mengeluarkan tenaga ekstra buat berpikir sehingga
jadinya “ Iya pak, saya mau di Lingga”. Alhasil resmi nama Rafika Afriyanti
terdaftar di KKN Kebangsaan Desa Kuala raya, singkep Barat.
Tidak
hanya sampe disitu saja loh perjuangan buat tetep yakin bertahan di kelompok
KKN ini. Jadi ceritanya adalah saya punya sahabat yang kebetulan asli anak Lingga dan dia udah dipesenin sama orangtuanya supaya sebisa mungkin kkn di Lingga saja tapi kenyataan berkata lain karena dia ternyata ditempatkan di Natuna. Alhasil temen saya satu ini bingung sekali, Natuna itu cukup jauh
sekali. Nah, kalo tadi katanya ke Lingga bakal butuh waktu 3 jam, kalau pergi
ke natuna bisa naik kapan satu harian dan itu pastinya lebih butuh perjuangan
ekstra sehingga temen saya satu ini sempet mau tukeran dengan saya dan jujur
pergolakan batin sekali. Setengah harian masih di sekitaran LP3M buat
menyakinkan hati apa harus pindah lagi sampai dapet kabar kalo ternyata sahabat
saya itu udah berhasil tukeran sama temen yang lain. Kelihatannya masalah telah
selesai sampai keesokan harinya data yang di update ternyata nama saya belum
muncul di KKN Kebangsaan Lingga , harus ke LP3M lagi untuk memperjelas nasib
dan Alhamdulillah kali ini jelas dan sejelas jelasnya hingga nama saya resmi di
tempel di papan pengunguman. Nah, belakangan saya jadi berfikir dan bersyukur
luar biasa karena proses gak pernah mengkhianati hasil. Mulai dari kegalauan
dan proses masuknya saya ke KKN Kebangsaan yang saya pertanyakan dari prodi,
fakultas sampe ke LP3M lalu harus galau apakah harus ganti sama temen, gak ijin
orangtua hingga akhirnya bertahan di KKN Kebangsaan dan bisa berkumpul bersama
kalian yang luar biasa ngangenin dimanapun dan kapanpun. Alhamdulillah
#followingUs (Awal Ketemu )
Betapa
terkejutnya orangtua waktu mendapati anaknya ini dapet KKN Kebangsaan di Lingga,
but my father as the best supporter ever. Papa saya adalah orang yang paling
percaya sama pilihan spontan anaknya ini, dan alhasil mama ikut setuju. Setelah
resmi gabung di kelompok KKN Kuala raya Dabo Singkep, seseorang yang sudah
sangat saya kenal karena sekelas di perkuliahan dan ternyata anak Dabo satu
kelompok dengan saya dan dia adalah Muhammad reyhanoldra atau sering saya
panggil “han” dan belakangan semenjak kkn mulai sering dipanggil agak kerenan sedikit
menjadi “Rey” menghubungi saya lewat BBM. Singkat dan padat setelah pembicraan
di BBM kemudian saya dimasukkan kedalam grup WA KKN Desa Kuala Raya Singkep
Barat.
Grup
nya luar biasa aktif, setelah memperkenalkan diri mereka membahas kispray,
setidaknya itulah percakapan awal yang paling saya ingat. Setelah itu saya
sempet ketemu Yohannes yang sangat rapi sekali dan saya sudah tidak asing lagi
dengan robbin karena sefakultas dan pernah kenal dulu pas SMA. Kira–kira seingat
saya itu tanggal 22 hari jum’at pukul 19.00 seluruh peserta KKN kebangsaan
sudah hadir di Sunrise City Hotel tapi berhubung sedikit pemberontak dan masih
gak percaya buat KKN di Lingga membuat saya hari itu singgah terlebih dahulu
disebuah tempat makan favorit dan kira–kira setelah sholat isya baru saya
pergi ke hotel dan betapa terkejutnya saya ternyata semua telah berkumpul di
hotel dan kita dididik dan diawasi oleh militer.
Ada
ratusan mahasiswa dengan berbagai macam almamater sedang duduk rapi sehabis
makan bersama lesehan dan jujur saya lansgung bingung dimanakah kelompok saya .
Sebisa mungkin mencari muka reyhan sambil senyum senyum sedikit menghadapi pak TNI
yang kelihatannya kesal karena saya datang terlambat. Pencarian tidak berhasil,
mahasiswanya terlalu ramai sampe seseorang senior KKN Kebangsaan 2015 yang
menjadi panitia tahun ini menunjukkan dimana kelompok saya dan ternyata
kelompok kami dipindahkan ke Desa Batu Berdaun.
Pleton
19 ada diujung, hal itu berarti saya masih harus melewati lautan mahasiswa dan
Pak TNI yang banyak sekali dan tak sedikit pak TNI yang memberhentikan saya dan
bertanya kenapa saya telat lalu saya cuman bisa menjawab dengan senyum penuh
permohonan maaf.
Akhirnya
ketemu pleton 19 dan Alhamdulillah pak TNI yang bertugas di pleton saya baik
sekali sehingga dia langsung menyilahkan saya masuk ke barisan dan itulah untuk
pertama kalinya saya bertemu mereka dengan wajah lelah. Awal kehadiran saya disitu saya langsung berkenalan dengan
septiya dari semarang, ratih dari Bengkulu, anum dari aceh dan yucky dari
lampung dan maaf ya ledii waktu itu gak sempet mau kebelakang lagi buat
kenalan.
Sebenarnya males banget mau
cerita masa–masa pembekalan karena gakuat sama tekanannya. Harus bangun jam 4
pagi dan telat lagi karena memilih untuk menginap dirumah, alhasil dihukum dan
berasa ini saya kok pemberontak sekali. Sebenarnya ingin sekali nginep bareng
teman–teman di hotel biar katanya bisa dapet chemistry tapi saya sadar kok
kalau tempatnya gak memungkinkan dan percayalah lebih baik saya tidur di rumah
supaya kalian bisa lebih banyak dapet space. Asli dihari kedua pembekalan baru
yang kenal banget sama Leddi soalnya ini anak sering ngilang dan gak bareng
sama kita, lalu ternyata leddi itu wow . Hahaha
Nah,
itu salah satu foto saat apel pagi dan selalu inget kalau saya selalu ada
dibarisan paling depan karena postur tubuh yang tinggi. Oiya satu hal lagi,
saya sering banget lalai dalam mentaati perintah ketua pleton soalnya daya fokus
yang lemah membuat saya mudah teralihkan, untung ada anum dibelakang saya yang
selalu bilang begini “ Fika, liat kedepan, liat ketua kompi kita jangan miring
kesana”. Alhamdulillah
Pembekalan |
Pembekalan itu perjuangan dengan segala tekanan, diiburu waktu iya , susah mandi iya tapi masih ada temen satu pleton yang saya salut banget karena selalu menyempatkan diri buat cuci dan jemur baju dengan dalih supaya pas berangkat KKN tidak ada baju kotor. Luar biasa gigih
Pleton 19, kombinasi 2 Desa yaitu Desa Batu Berdaun dan Desa Lanjut |
Komentar
Posting Komentar