KKN The E.N.D ( Elation Never Dies )

#FollowingUs ( Keberangkatan)
Rapat pertama bersama DPL 

Hari itu tiba, hari dimana semua pembekalan dan aktivitas Apel pagi berakhir dan kita semua akan berangkat ke tempat pengabdian masing-masing. Sebelum pergi kita mengalami beberapa kendala diantaranya peralatan rumah tangga yang benar–benar tidak kita persiapkan. Gimana kompor ? wajan ? rice cooker buat masak nasi ? piring ? gelas ? sendok ? setrika gimana ?ember sampe printer dan kita belum menyiapkan semuanya.


Malam sebelum keberangkatan kita pada rapat, saya cuman bisa bawa kompor dan itu tandanya semua list diatas bakal dibeli di Dabo Singkep atas saran dari teman tercinta kita Reyhan. Alhamdulillah peralatan beres, lah ada tanggungan lagi nih yang namanya program. Sebelum berangkat dan beberapa hari sebelumnya kita dimintai dosen pembimbing lapangan untuk membuat program yang menyebabkan kita lalu terkelompok ke beberapa rumpun yang lalu menjadikan saya tergabung dalam rumpun sosial bersama reyhan yang notabene sekelas dan seprodi dengan saya , bersama ericko calvin giovani seorang yang cool banget pada awalnya  dari hukum universitas andalas dan Redi yang irit bicara tapi kalau udah bicara keluar semua quotes the day dari universitas sriwijaya dan yang terkahir tapi paling terdepan pas program siapa lagi kalau bukan pharid raida atau lebih enak dipanggil ayid dari komunikasi UIN Suska Riau.

Bagi saya tim sosial itu paling berwarna diantara rumpun – rumpun lainnya, paling kocak, paling rame, paling gak bisa ditebak gimana isi otaknya soalnya dia kombinasi ericko, saya, reyhan, ayid, an redi. Tapi awal rapat tim sosial itu formal sekali, pokoknya disini ericko belum menunjukkan dia itu kocak banget dan masih cool anak hukum yang ngomongin konsideran dan segala macamnya.

Karena pembekalan dan begitu banyak hal yang harus dipersiapkan dan terkhusus bagi saya yang belum packing sama sekali maka malam sebelum keberangkatan harus begadang buat packing seabrek – abrek hingga cuman bisa tidur 3 jam. Bada sholat subuh dengan satu koper dan satu tas hijau gede dan berat banget serta kompor saya berangkat ke hotel untuk pergi bareng ke pelabuhan bersama kelompok KKN Desa Batu Berdaun. Yeaay

Sebelum berangkat rada sedih ninggalin adik paling kecil yang baru aja naik kelas 2 sd, soalnya deket banget dan selalu kemana mana bareng. Orang tua ? mama pastilah wejangan sana sini tapi kalau papa sebagai orang paling cool in my family dia cuman diem padahal didalam bergejolak seperti biasanya kalo saya berangkat pas nganter stay cool tapi kalau sudah beda tempat mulai panik khawatiran. Subuh itu hotel padat sekali, para mahasiwa sudah mengeluarkan barang–barang untuk segera bisa dinaikkan ke dalam bus.

Tujuan Lingga akan diberangkatkan terlebih dahulu, mungkin karena kita destinasi paling jauh. Atas keterbatasan saya sebagai wanita akhirnya nyerah bawa 3 barang besar dan cuman sanggup bawa koper, beruntung ada reyhan dan bergiliran dengan yohannes atau sering kita panggil jo buat bawa kompor dan joni yang nenteng tas besar. Awalnya sempet underestimate ini anak bisa bawa tas hijau besar saya tapi ternyata dia ini nih penolong yang dikirimin tuhan buat bawa tas besar ijo itu dari hotel ke bus , dari bus yang berhenti di gerbang pelabuhan sampe ke kapal, dari kapal di pelabuhan jagoh sampe ke bus menuju gedung nasional lalu dari gedung nasional sampe ke posko , jadi biarpun tingkat kekeselan sama joni selama di posko itu bisa sampai level akhir tapi selalu inget kalau dia nih yang paling bisa diandelin untuk tas ijo besar saya. Makasih jon, walaupun dalam proses pembawaan tas dia ngedumel “ ini isinya apa ? besar dan berat lagiii, gak tahan air pula “ gak apa, saya tahan yang penting tasnya dibawain. Heheheh
Kira –kira butuh waktu 3-4 jam untuk sampai di lingga karena cuaca cukup bersahabat. Waktu itu belum begitu akrab sama yang lainnya, maklum faktor telat gabung digrup dan sering telat saat pembekalan. Di dalam kapal yang lain pada tidur , film yang diputar surga yang tak dirindukan dan bagi beberapa orang itu sangat sensitif. Baiklah untuk membunuh kebosanan maka saya mengikuti jejak beberapa teman untuk naik kebagian kapal paling atas. Awalnya tidak diizinkan oleh petugas karena dek atas sudah cukup penuh oleh mahasiswa lain yang sepertinya sama bosan dan penasaran dengan suasana lautan tapi berhubung rasa penasaran yang tak kunjung mereda dan dengan saya memasang wajah kecewa penuh harap lalu akhirnya diizinkan. Masya ALLAH luar biasa indah, didepan, disamping kanan – kiri ada lautan biru lalu awan diatas biru cerah diiringi oleh angin yang benar – benar membuat saya tidak ingin kembali kedalam. Gabungan keindahan membuat saya benar –benar takjub sekali dengan ALLAH yang telah menciptakan lalu menundukkannya agar ia bisa diberdayakan dengan baik oleh manusia. Lagi dan lagi ini jawaban atas kekhawatiran saya untuk naik kapal selama 3 jam yang ternyata luar biasa indah dan bikin nagih. ALLAH memang lebih tau apa yang benar - benar bisa membahagiakan ,Alhamdulillah. 
Membelah Lautan 

I Called This Is One Of  My Happy Place
The Bright One 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer